Abstrak
Konflik Armenia dan Azerbaijan dilataribelakangi oleh sengketa teritorial
alas Nagorno-Karabakh. Terlepas dari adanya kesepakatan gencatan senjata yang
ditandatangani pada tahun 1994, proses perundingan damai antara kedua belah
pihak kerapkali menemui jalan buntu ditambah dengan berbagai aksi penembakan
sporadis di sepanjang "garis kontak senjata'' (Line of Contact). Bahkan dalam
beberapa tahun terakhir, pemerintah Azerbaijan berupaya keras meningkatkan
kemampuan militernya dan menggalang dukungan internasional untuk merebut
kembali Nagorno Karabakh dari Armenia. Tulisan ini menganalisis stabilitas
kawasan dan meramalkan beberapa skenario yang mungkin terjadi di NagornoKarabakh. Disamping itu, esai ini juga membahas prospek dan tantangan bagi
diplomasi Indonesia untuk berkontribusi dalam mendorong terwujudnya kesepakatan
damai antara Armenia dan Azerbaijan