Abstract
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terlihat terus melambat. Selelah
pada kuartal pertama ekonomi Indonesia mencatat pertumbuhan
sebesar 6,03% (i/oi/), yang lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, maka pada kuartal kedua tahun ini pertumbuhan ekonomi
hanya mencapai tingkat 5,81%. Turunnya aktifitas ekonomi ini
disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan berbagai aspek, baik
dari sisi produksi maupun permintaan.
Selain melambatnya pertumbuhan, kuartal kedua tahun 2013 ini
juga memperlihatkan semakin memburuknya kinerja neraca pembayaran Indonesia. Defisit neraca berjalan (current account) terlihat
semakin melebar yang disebabkan oleh penurunan ekspor dan
peningkatan impor. Neraca perdagangan (trade balance) Indonesia juga
telah mengalami defisit dan cenderung semakin memburuk. Ini telah
menyebabkan tekanan yang sangat besar terhadap nilai tukar rupiah,
yang telah terdepresiasi sebesar 10% selama Juli dan Agustus 2013.
Situasi yang buruk ini diperparah lagi oleh meningkatnya inflasi.
Pemerintah dihadapkan pada berbagai dilema antara mengendalikan
nilai tukar dan inflasi serta meningkatkan pertumbuhan.